![]() Copy this code! ![]() ![]() ![]() ![]() Backgrounds |
CerPen: Whoops!! Jumat, 19 Juli 2013 | 0 Friend[s] -Suatu pagi di rumah Anbelle..-“Bundaaa!! Liat uangku yang lima puluh ribuan nggak? Yang kutaruh di dompet kainku ini lhoo.. Kok hilang sih?” teriak Anbelle pada suatu pagi yang cerah.
“Aduh, ada apa sih Anbelle? Pagi-pagi sudah
ribut saja. Uangmu? Kan Bunda gak pernah berurusan sama dompetmu Anbelle.. Mana
mungkin Bunda tahu?” ujar Bunda.
“Aduuhh.. Gawat deh! Kan ada uang lima puluh
ribuanku di situ! Itu uang banyak Bunda! Gimana dong??” histeris Anbelle.
“Yaaa.. Salahmu sendiri dong! Makanya, kamu
itu harus lebih disiplin dengan barang-barangmu! Apalagi uang, jumlahnya besar
lagi! Jangan ceroboh meletakkannya, Anbelle.. Nah, sekarang kau carilah uangmu
itu, toh Bunda kan tidak salah, walaupun akan Bunda bantu sedikit-sedikit,” suruh
Bunda.
Anbelle menggerutu, sambil berlari menuju
kamarnya. Dia membanting pintu kamar, sampai kakaknya Anbelle, namanya Kak Clara
hampir jatuh ke lantai dari kasurnya. Bunda buru-buru menyusul Anbelle ke
kamarnya, membuka pintu lembut.
“Anbelle, kenapa? Soal uang itu? Ya
sudahlah, ayo, Bunda bantu cari uangnya..” tawar Bunda.
“Huuuh! Sia-sia! Uang itu tinggi sekali
nilainya Bunda! Hiks.. Padahal kukumpulkan dengan usaha sendiri.. Ke-kenapa bisa
hilang.. Huaaaa!!” Anbelle langsung menangis.Ya iyalah, uang lima
puluh ribu itu kan termasuk tinggi nilainya!
“Sudah, menangis tak akan menyelesaikan
masalah. Lebih baik kita cari sekarang, yang sangat teliti. Mungkin terjatuh atau
kau lupa menaruhnya dimana.. Mungkin saja masih ada harapan lain, ayolah
Anbelle!” ajak Bunda. Sayang, Anbelle tak mau bergerak. Bunda terus saja membujuk
Anbelle, sampai 15 menit, barulah Anbelle beranjak, mencari uangnya di seluruh
rumahnya.
Satu jam pas, mereka selesai mencari. Dan
dalam waktu satu jam itu pula mereka tak berhasil menemukan uang
Anbelle. Anbelle sudah letih dan lesu, pasrah saja. Mungkin memang bukan rezekinya
mendapat uang sebanyak itu.. Sampai malam, Anbelle tetap tak bisa menemukan
uangnya. Sementara Bunda dan Kak Clara terus menerus menghiburnya. Anbelle lalu
tidur, menunggu hari esok
-Besoknya
di sekolah…-
“Halo Melly! Beli apa sekarang?” sapa
Anbelle. Ceria, lupa akan masalah yang kemarin membuatnya uring-uringan. Melly
adalah sahabat dekat Anbelle. Anbelle dan Melly sudah bersahabat sejak masuk
SD. Sekarang mereka sedang di kantin, memesan makanan utama yang tersedia di
kantin.
“Halo juga Anbelle! Iya nih, aku mesen mie
pangsit dengan jus lemon. Kamu sendiri?” sahut Melly, tak kalah ceria.
“Aku hanya mesan milkshake cokelat dan
waffle dengan cokelat cair kok, soalnya aku gak terlalu lapar, hehehe..” jawab
Anbelle. Mereka menikmati makanan dan minuman masing-masing sambil
mengobrol, ketika tiba-tiba Anbelle berhenti makan, hampir saja tersedak.
“Lho.. Anbelle? Kamu kenapa berhenti? Nanti
tersedak lho!” teriak Melly kaget.
“Uhuk, uhuk! I.. Iya Melly.Aku cuma
teringat sesuatu. Aku pengen curhat nih sama kamu.. Soalnya, uangku hilang! Sudah
kukelilingi seluruh rumah, tapi tak kudapatkan! Huhuhu.. Padahal jumlah uang itu
besar Melly, lima puluh ribu.. Huhu.. Gimana dong, bisa bantu aku cari uangku
gak??” cerita Anbelle, sambil bersandar ke bahu Melly, memohon. Melly juga akhirnya
hampir tersedak.
“A.. Apa?! Lima puluh ribu rupiah?? Berarti
kamu tuh rugi besar, Anbelle!! Waduh, susah tuh nyarinya, tapi uang segitu mah
harus ketemu Anbelle! Itu uang bernilai besar! Ya ampun.. Kapan terakhir kali kamu
menyimpannya? Atau terjatuh? Aaah..Harusnya kamu gak ceroboh, disiplin dooong, disiplin!” jerit
Melly kaget.
“Pssstt.. Ngomongnya jangan teriak-teriak
Melly, lihat sebabnya! Anak-anak pada nengok tuh!” bisik Anbelle, merinding karena
malu. Melly menutup mulutnya, tersenyum sambil mengacungkan jarinya, membentuk
huruf V. Anbelle cuma bisa mengangguk.
“E-eh.. Maaf ya teman-teman.. Ki-kita pergi
dulu, permisiii..” Anbelle dan Melly segera berlari meninggalkan kantin secepat
mereka bisa lalu menuju taman, dan duduk di kursi taman.
“To
the point ya Anbelle, kamu pernah gak sih menggunakan uang itu untuk membeli
sesuatu?” Tanya Melly langsung. Anbelle memutar matanya.
“Mmm.. Seingatku sih, enggak pernah
Melly.” ujar Anbelle. Melly mengangguk.
“Kok aku baru lihat jam tanganmu? Lucu, warnanya ungu-pink! Ada gambar Hello Kittynya.. Tapi apa kamu menggunakan
uang itu untuk membelinya? Berapa harganya maksudku?” Tanya Melly lagi.
“Lima puluh ribu. Tapii.. Itu uang yang
diberikan Bundaku kok!” ujar Anbelle membela diri. Melly mengerutkan dahinya.
“Terus, kapan kamu membeli jam itu
coba? Ingat-ingat deh!” kata Melly, tetap mencoba.
“Mmm.. Ketika sehabis aku berjualan jepitan
dan dompet kain di sekolah! Nah, kan dalam 2 hari jualannya habis tuh ,nah pas
hari abisnya aku beli jam Hello Kitty ini! Pas besoknya, uangnya ketika dicari
sudah hilang, raib! Mungkin jatuh atau ada orang yang mengambilnya.. Huh!” dengus
Anbelle. Alis Melly terangkat, matanya membulat.
“Itu dia! Kau sendiri yang telah
mengakuinya, kan? Aku telah memecahkan masalah ini!” teriak Melly, membuat Anbelle
terlompat.
“Memecahkannya? Kamu tahu dimana uangku
berada? Kamu kan belum tahu detail banget!” desis Anbelle, matanya menyipit.
“Yep, aku sudah memecahkannya. Pasti uang
lima puluh ribu itu kan hasil jualanmu. Uang itu hilang setelah kamu membeli jam
Hello Kitty ini seharga lima puluh ribu. Aduh, Anbelle.. Kenapa kamu tak
berpikir? Uangmu hilang karena memang kamu sudah memakainya untuk
membeli jam ini! Memang saat membeli jam itu kamu tidak sadar yang kamu gunakan uang
lima puluh ribumu sendiri.” Melly menarik napas.
“Uang itu hilang ketika kamu membeli jam itu
kan? Dan jam itu kamu beli setelah dapat uang lima puluh ribu kan? Itu fakta yang
masuk akal dan nyambung.. Berarti uangmu tidak hilang, tapi memang sudah kau
pakai Anbelle!” Melly mengulum senyum penuh kemenangan. Anbelle cuma bisa
melongo.
“Pintar banget sih kau ini Melly. Makasih banget ya, sekarang aku gak
perlu panik nyari uangku lagi. Ternyata
memang sudah kugunakan.. Makasih ya Melly!” kata Anbelle setelah lepas dari
bengongnya. Melly tertawa.
“Sama-sama. Belnya udah bunyi tuh. Kita masuk
kelas yuk! Mungkin Miss Leouna sudah datang.” Melly menarik tangan Anbelle ke
kelas, meninggalkan taman.
-Di
rumah..-
“Bunda, maaf kemarin Anbelle
marah-marah. Ternyata uangnya memang Anbelle pakai untuk membeli jam ini. Melly
yang memecahkan masalahnya.. Maaf, Anbelle memang ceroboh!” sesal Anbelle minta
maaf. Bunda tersenyum.
“Untung kamu sudah sadar. Makanya, kamu
jangan lagi ceroboh! Harus tertib dan disiplin dengan barang-barangmu ya! Jangan
suka lupa, ternyata sudah kamu belanjakan uangnya. Untung Melly temanmu baik
hati, mau mencoba menelusuri kehilangan uangmu. Berterima kasihlah pada
Melly, sudah mau ikut mencari tahu tentang uangmu. Nah, sekarang kamu tahu kan
sebagaimana pentingnya barang-barang itu? Sekarang janji ya, harus disiplin!” kata
Bunda.
“Iya, janji Bunda! Anbelle gak akan ceroboh
lagi! Tapi.. Tadi Bunda sempat bilang, 'untunglah kamu sudah sadar' berarti Bunda tahu dong, uang itu buat beli jam ini?” tanya Anbelle sambil menyipitkan matanya.
"Hahahaha.. Enggak juga.. Cuma perasaan.. Hihi.." tawa Bunda disusul Anbelle, sambil memandang keluar jendela, dimana
tumbuh sebuah semak bunga melati yang masih berembun. Indahnya..
|
Posting Komentar