Beautiful Stories


The Owner

Hi hi! ^^ My name's Ayesha. Live in Jakarta, Indonesia. I love books. Book is my life! Well, enjoy navigating here! PS : DON'T EVER OPEN MY PAGE SOURCE!



Tagboard


Blog Archive


My Banner

Tell me at CBox if you wanna exchange. You put my banner first okay? Kecuali kalau aku yang minta.. You delete mine, i delete you. Deal?




Copy this code!


Ask Me

No harsh word please? Sertakan namamu!



Contact Me

: Ayesha Kamila Rafifah
: @ayeshakamila
: Don't have
: ayeshakamilarafifah.blogspot.com

Backgrounds

Background #1 Background #2 Background #3

Credits

© 2013 - Edited by Meiza Maulida, full template by Anugerah Salsa, and the basecode from Arrien Amani. Best helping by Amatullah Mufida Cute icon from Pixel. Last, the owner is Ayesha!
Diary
Senin, 04 November 2013 | 0 Friend[s]
Selasa, 5 November 2013.

Diary.
 
     Kata pertama yang membimbingku masuk ke dunia tulis menulis.

Diary.
 
     "Bunda, notes dan buku-buku tulis Chaca banyak banget! Nggak dipake!" laporku, entah apa tujuannya. Bunda--yang entah sedang apa waktu itu--lalu menoleh. Menjawab sekenanya.
     "Ya dipake dong!" jawab Bunda.
     "Ih, jawaban Bunda nggak kreatif! Justru itu Chaca nanya, Bunda kasih usul dong buat apa!" protesku.
     "Jadi buku harian aja!" usul Bunda sekenanya.
     "Diary? Hmh, ah.. Terserah deh!" ucapku, kembali ke kamarku. Membereskan setumpuk buku-buku tulis dan notes-notes kosong.

Diary.

     Tapi setelah mendapatkan usul dari Bunda, aku turuti. Aku mulai menulis. Waktu aku pergi ke sebuah acara, ada sebuah stand Metro TV. Disitu Metro TV mengajak anak-anak untuk menjadi penyiar berita gitu.. Nanti ada teksnya, tinggal dibaca. Lalu diberikan microphone kecil yang dijepitkan di baju. Direkam lagi! Aku tertarik untuk mencoba. Setelah tes-tes-tes dengan microphone, tempat aku duduk, memberikan kertas (yang isinya tentang acara itu banget) , lalu mempersiapkan kameranya, dimulai.
     Setelah selesai, aku tidak langsung diberikan video rekamannya. Aku diberikan sebungkus 'oleh-oleh'. Tulisan besar-besar 'Metro TV' di depan bungkusnya. Kotak, lumayan tipis, dan.. Yah, sekitar.. Sebesar buku tulis-buku tulis sekolahan, lah! Aku menarik kotak penutupnya. Bungkusannya tidak dibungkus dengan plastik-plastik atau kertas yang harus dirobek. Tapi dibungkus dengan kotak. Jadi tidak harus aku koyak-koyak.
     Wah, bagus banget isinya. Menambah 'koleksi' buku tulisku yang sudah satu rak itu. Dari yang besar sampai kecil. Yep, isinya buku tulis biru dengan tulisan 'Metro TV' di depannya. Itulah diary-ku, yang kujadikan buku harian pertamaku. Tapi waktu itu, sekalian melatih Bahasa Inggrisku, aku menulisnya dalam Bahasa Inggris. Bukannya Indonesia.

Diary.
    
     Lama-lama aku bosan menulis diary. Susah! Harus pakai Bahasa Inggris. Banyak yang--saking aku nggak tahu Bahasa Inggrisnya--aku tulis dengan Bahasa Indonesia. Tapi aku 'izin' dulu sama diary-ku. Misalnya, Diary, i can't translate it to English. It's difficult. So, i will use Bahasa Indonesia aja ya.. Jadi gini.. Bla bla bla.. Lalu setelah cukup berbahasa Indonesia dengan si Diary, aku pindah lagi ke Bahasa Inggris. Kesusahan lagi, pindah ke Bahasa Indonesia lagi.
     Tapi kok, lama-lama aku enjoy nge-Bahasa Indonesia ya? Banyak cerita, banyak ide, banyak yang ingin kutulis, tapi tangan pegel. Huee... :'( So, then.. Aku mencari media--software--di komputer yang gunanya untuk menulis. Well, dapet sih, tapi saat itu aku sama sekali belum tahu Microsoft Word, atau kita singkat saja Ms Word.
     Jadi coba tebak, aku pakai software apa?!
     Yep, benar.
     Notepad.

Diary.

     Coba bayangkan. Notepad?! What? Kak Sri Izzati aja pasti bilang, "Jadul banget tuch," deh.. Eh, iya gak ya? ?_? Yep, Notepad, software yang bisa kalian temukan kalau kalian membuka; Start>>All Programs>>Accesories>>Notepad. Nah, kalian pasti tahu kalau di Notepad itu tidak ada yang namanya font, pt, margins, spasi, dll. Dan kalau kita tidak meng-enter-nya, pasti gak akan ke-enter kan? Teruuuuuuuuuuuuuss... Saja sampai jadi baris panjang, tanpa kita sadari.
     Lalu aku dikenalkan oleh Bundaku, tentang Wordpad. Masih jaduulll.. Hampir sama seperti Ms Word sih, tapi lebih jadul. Aku sudah lupa seperti apa Wordpad. Sudah sangat jarang membuka software menulis yang jadul itu. Dari Wordpad, giliran Ayahku--yang memang kerja di bidang IT--mengenalkanku tentang MS WORD. Wah, keren sekali. Tapi ternyata sampai sekarang belum di-update yang terbaru. Masih Ms Word 2007, bukannya 2010.

Diary.

     Sampai sekarang, aku selalu menulis di Ms Word. Tapi sampai sekarang pula, aku masih menulis diary. Sedikit-sedikit. Setelah tangan pegal, berhenti. Kehabisan ide, berhenti. Dan diary-ku selalu berganti-ganti-ganti-ganti. Pertama diary Metro TV itu. Lalu diary yang diberikan Bunda. Modelnya bukan buka ke samping, tapi buka ke atas. Seperti notes pada umumnya. Tapi kertasnya banyak, dan lebih besar. Sampulnya kertas tipis warna cokelat. Ada tulisan 'Nur' di pojok kanan atas sampul tersebut.
     Lalu ganti lagi. Sebuah diary yang diberikan Oma. Dari sebuah bank. Bank apa, aku lupa. Tapi bukunya hardcover. Bertema pasar. Kertas banyak, dan bergaris-garis. Jadi tidak akan miring tulisannya. Sampai sekarang diary-ku masih itu saja. Walaupun diseling diary kecil-kecilan, yang akhirnya tidak pernah kuteruskan lagi.

Diary.

     Ya, harusnya aku berterima kasih sama Bunda, sudah mengusulkanku untuk menulis diary. Aku jadi sukaaa.. Menulis! Sukaaaa.. Mencari ide. Sukaaa... Berimajinasi. Yah begitulah.

Diary.
 
     Awal mula aku menjadi seorang penulis. Awal mula bakatku terlihat. Awal mula cita-citaku bangkit. Berasal dari satu benda. Satu kata. Lima huruf. Satu benda, yang mungkin dikata orang sungguh aneh. Berbicara dengan benda tersebut. Curhat pada benda tersebut, padahal benda itu tidak bisa mendengar. Aku tidak peduli. Aku senang saja. Bukankah wajar? Pikirku. Satu kata, lima huruf.

Diary.

Posting Komentar


Newer Post
Older Post